Saat Q merasa letih, kecewa, dan lelah di luar sana ijinkan Q kembali di setapak kecilQ ini. Setapak kecil menuju dunia baru dimana kita bisa sejenak membebaskan pikiran, hati, dan jiwa kita dari segala bentuk kepenatan.

Minggu, 12 Februari 2012

Kisah Peri Kecil dan Sang Pangeran


Ini kisah pilu tentang cinta peri kecil dengan sang pangeran pujaannya
Peri kecil jatuh cinta saat pertama kali mata mereka bertemu
Ketika bulan sabit hampir tertelan semburat merah sang fajar
Cinta membutakan mata sang peri kecil….
Cinta jugalah yang membunuh logika sang peri kecil….
Saat peri kecil tau bahwa sang pangeran tlah memiliki putri pujaan
Peri kecil dan sang pangeran tetap diam – diam bertemu
Memaksa mereka melawan putaran ganas sang waktu
Sang peri kecil yakin sang pangeran adalah belahan jiwanya
Dan suatu saat takdir pasti akan menyatukan mereka
Meski kenyataan membuat sang peri kecil diam – diam menangis pilu
Sampai suatu ketika sang pangeran menghilang
Sang pangeran tak lagi datang
Sang peri kecil terus menunggu dalam harapan yang semu
Berapa purnama berlalu dan peri kecil masih menunggu
Hingga di satu purnama sang pangeran kembali datang
Sang pangeran kembali ke pelukan sang peri kecil
Sang pangeran kembali dengan tangis dan kisah pilu
Kisah pilu tentang takdir yang memisahkan sang pangeran dengan putri pujaannya
Sang pangeran menangis di bahu sang peri kecil
Diusap tiap air mata yang jatuh dengan jemari mungilnya
Dengan sayap kecilnya sang peri kecil merengkuh sang pangeran
Hari – harinya adalah milik sang pangeran
Berusaha menyembuhkan luka hati sang pangeran
Mengisi kekosongan rongga jiwa sang pangeran dengan tariannya
Tapi takdir berkata lain
Ketika luka itu mulai mengering
Ketika harapan sang peri kecil untuk bersatu dengan sang pangeran smakin besar
Badai kembali datang
Mematahkan sayap – sayap kecil sang peri
Seorang putri cantik dari kerajaan seberang datang
Memikat hati pangeran dengan keanggunan, mahkota, dan kereta kencananya
Peri kecil terpuruk begitu dalam
Sang pangeran kembali berlalu dan meninggalkan peri kecil di tepian jurang
Dengan sayap patahnya dan menunggu ajal datang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar